Pewartanasional.com

Ramadhan 1446 H

BERBUAT BAIK AGAK AGAK

Secara umum dan universal, baik dalam konteks adat, apalagi dari sudut pandang Islam, kata “baik”
dipahami sebagai sebutan yang digunakan untuk menamakan bagi segala bentuk sikap dan perbuat an yang terpuji, orang yang melakukannya dipandang mulia dan akan peroleh kedudukan yang tinggi di ingkungan masyarakat nya.

Itulah sebabnya seseorang akan dipuji oleh keluarga dan lingkung – annya, apabila ia selalu atau
banyak berbuat baik, sebagaimana halnya, ia pun akan dipandang mulia dan menempati kedudukan
yang tinggi di tengah kaumnya, apabila ia selalu dan konsisten (istiqamah) melakukan amal kebaikan.

Seorang penguasa akan dipuji dan dipandang mulia dengan kedudukan yang tinggi dihadapan
rakyatnya, jika ia mampu menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana; Orang kaya akan dimuliakan
masyarakatnya, jika ia selalu berbagi (dermawan) dengan mereka yang membutuhkan uluran tangannya.

Seorang pemberani akan dijunju ng, apabila ia selalu melindungi mereka yang lemah; Kaum
ulama dan cerdik pandai akan dimuliakan kaumnya, jika mereka senantiasa tawaddhu’ (rendah hati) dan mau berbagi dengan ilmunya.

Itulah sebahagian contoh diantara sekian banyak amal kebaikan yang selalu aktual dalam kehidupan, ini. Keberadaan mereka, tidak saja, layak untuk ditauladani, melainkan, juga benar-benar dirasakan manfaatnya secara nyata oleh masyarakatnya.

Kepemimpinan seorang penguasa atau keberanian seorang jagoan memang menjadi tempat
berlindung bagi kaumnya (Bagak Katompek Balinduang); Kedermawanannya seorang milyarder memang menjadi tempat bertenggang dan meminta (Kayo Katompek Mamintak); dan keberadaan dari kaum ulama dan cerdik pandai memang menjadi tempat bertanya oleh masyarakat nya (Codiak Katompek Batanyo).

Seperti diatas telah disinggung, baik adat maupun agama (Islam), keduanya sama sama mengajar kan rentang nilai nilai kebaikan dan memerintahkan kepada seluruh masyarakat adat (umat) untuk selalu berbuat baik secara kontinyu (terus menerus) dan konsisten (Istiqamah), sehingga tiada lagi waktu yang tersisa untuk bisa melakukan keburukan dan kejahatan.

Saking pentingnya kebaikan dan perlunya untuk selalu berbuat baik, al Qur’an sendiri sampai sampai menggunakan banyak terminologi untuk menyebut istilah “Berbuat Baik”, antara lain, ada Istilah; “Khairat, Makruf, Birr, Ihsan(Hasan) dan Saleh”.

Semua kosa kata tersebut menjadi sinonim antara satu dengan lainnya yang berarti berbuat baik.
Hanya saja, meski menjadi sinonim, tetapi semua lafaz tersebut tidak mempunyai makna yang persis sama. Masing masing memiliki penekananmakna (Stresing) yang berbeda beda.

Lafaz, “al Khairat”, misalnya, seperti dikemukakan M. Quraisy Shihab, memiliki makna berbuat baik dalam pengertian yang lebih luas, umum dan universal. Sikap dan tindakan apa pun yang dianggap baik dalam pandangan syara’, dan dilaksanakan hanya dengan mengharap ridha Allah semata, ia disebut dengan al.Khairat.

Memberikan bantuan berupa sedekah, penggalangan dana bagi
pembangunan mesjid, surau dan mushalla, penggalangan dana bagi pembangunan fasilitas umum,
penggalangan dana bagi pengada an bibit buah buahan dan tanam tanaman, menjauhi perzinahan,

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *