DURAHIM GAGAL BEROBAT KELUARGA KECEWA
Keluarga dan pendamping Si sakit Durahim.foto/Indah
Jkt – Sebuah lembaga sosial kemanusian di Jakarta yang menerima bantuan donasi dari masyarakat, a.n. Durahim, menggagalkannya berobat dan Ia nampaknya menunggu panggilan Ilahi karena hampir lima tahun terbaring karena sakit yang dialaminya.
.
Warga Papanggo kecamatan Tanjung Periuk Jakarta Utara, yang mendapat perhatian dan peduli dari Dapur Santri Indonesia (DSI), spontani tas menggalang donasi sosial kemanusian sebagai visi dan.missi DSI.
Penggalangan dana dari Dapur Santri Indonesia yang disalurkan ke sebuah yayasan di Jakarta Selatan sejak tiga bulan lalu, sudah membuahkan hasil untuk membantu berobat Durahim yang dipandu oleh keluarga dan pendamping dari DSI.
.
Yayasan dengan nama yang sudah melangit, nampaknya lari dari konsep awal” Sosial kemanusian ” donasi yang sudah tertampung larut dalam proses administrasi dan manajemen untuk men cairkan dana berobat DURAHIM, yang tinggal tulang ditutup kulitnya dan terbaring di atas plastik di sebuah kontrakan di RT 001/ RW 005.
” Disinilah kekecewaan keluarga Durahim dan pendamping dari DSI, yang sudah bermitra, belakang ini sudah lari dari koridor yang tercantum di Yayasan tersebut, ungkap Ny Indrawati DA, DSI kepada PERS di Jakarta, Rabu (19/5)
Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbu kaan Informasi Publik, psl 4 dan 5 Hak warga untuk minta kejelasan dari Yayasan tersebut.
“Kewajiban yayasan itu, memberi keterangan sejelas, jelas dan sedetilnya, agar pengobatan Si sakit Dulrahim yang dibantu oleh masyarakat melalui panggi lan Sosial Kemanusian yang disiarkan oleh DSI terwujud, ” tutur Indah kecewa.
Menurut Ny Indrawati DA, panggilan Indah, donasi dana yang sudah tertam pung di Yayasan tersebut, perlu dipertanyakan sebagai dikutip pada penjelasan oleh UU No 14 tahun 2008.
” Baik sebelum ramadhan maupun sesudah pasca Lebaran yayasan tersebut ternyata selalu menunda, menunda nunda pencairan untuk berobat pasien Dulrahim, ” tutur Indah yang memberi keterangan kepada Pers ibukota dan daerah.
Padahal, katanya semua persyaratan sudah terpenuhi (Terverifikasi). Bagaimana kerja Sistem Yayasan sebagai Lembaga Donasi Terbesar dan Tepercaya bisa melakukan perbuatan yang tidak Terpuji dengan pasien Durahim yang menerima bantuan???
KEMANA DONASI ITU ?
Kemana Dana bantuan donasi itu? dan Bagaimana cara kerja yayasan ??? Kemana uang itu, setelah diversifikasi ternyata ditolak??
Apakah dengan cara begini Yayasan itu memperkaya dengan menggalang dana bantuan tapi tidak tersalur kan atau tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat khususnya kepada Si sakit Durahim sebagai Dhuafa.
Baik keluarga maupun DSI nampaknya sudah letih pulang pergi ke yayasan yang berkantor di kawasan Cilandak diduga ” Pretend not to know ” kepada masalah yang menimpa Durahim.
” Durahim sangat butuh untuk berobat dan memper tahankan hidupnya keluarga nampaknya sudah pasrah menunggu malaikat pencabut nyawa Durahim selesailah penderitaannya,” tutur Dul Rahman kakak kandungnya di BRI KC Pasar Minggu Jakarta Selatan awal Ramadhan 1442 Hijriyah tahun ini.
Sejak awal Mei pasien Durahim menanti pencairan dana dari Yayasan itu untuk berobat di samping itu bisa juga berlebaran ternyata sampai detik ini dana yang dinantikan tidak cair.
Padahal semua persyaratan yang diminta oleh Yayasan sudah dipenuhi dan sudah terverifikasi sejak akhir april yang seharusnya pencarian selama 2 X 24 jam.
Dan syarat syarat yang telah dilampirkan untuk pencairan Donasi orang sakit sudah dipenuhi yang tertera dalam dokumen yaitu :
1.penggalang dana
2.Dokumen medis
3.Diagnosa Dokter
4.KTP / KK
5.Rekening penerima manfaat
Kepada media terbitan Jakarta, pihak keluarga dan pendamping DSI minta dipublish agar dana yang sudah tersedia dicairkan.
Karena persyaratan yang disampaikan ke Yayasan itu ternyata diTolak lagi dengan ” Reason” yang bertentang – an dengan ketentuan berdiri Yayasan bersangkutan, demikian tim pewarta melaporkan dari Jakarta.