FKM DAN SAS OR RUTIN BERSAMA DI BANDUNG
Warga FKM – SAS usai Olahraga. Foto/Ist.
FKM DAN SAS OR RUTIN BERSAMA DI BANDUNG
Bandung, (Jabar) – Perantau Sumbar yang tergabung di Forum Keluarga Minang ( FKM) Jabar dan perkumpulan Sulit Air Sepakat ( SAS), melaksanakan Olah Raga (OR) rutin terpadu dalam upaya memperkokoh silaturahmi di daerah perantauan.
Seperti tampak gabungan warga FKM dan SAS Bandung, Jabar, berolahraga di kawasan Tegal Lega kota Bandung, Sabtu (25/6)
Ketua DPC SAS Bandung Ir Zamhari mengatakan, OR terpadu dengan warga perantau Sumbar, dilaksana – kan 2 x sebulan pada hari Jumat dan Sabtu.
“Hari Minggu, khusus dimanfaatkan untuk bisnis perantau, berdagang di berbagai tempat keramaian warga kota di lokasi sarana OR di kota Bandung umumnya, ” ujar Heri gembira.
Ketua Forum Keluarga Minang (FKM) Jawa Barat Nukaddis mengatakan tercatat sekitar 2 juta perantau Sumbar, bermukim di Bandung dari jumlah penduduk 2,44 juta jiwa terdiri lelaki,50.37 % dan perempuan 49.63 %.
Nukaddis, Sumando dari warga SAS, sebagai pembina DPC SAS Bandung sangat senang adanya kebersamaan dan kekompakkan perantau di Bandung raya, yang saat ini dipimpin oleh walikota Drs Yana Mulyana MM, menggantikan alm H Oded Muhamad Daniel yang wafat tahun 2021.
Ketua DPC SAS Bandung Ir Zamhari lebih lanjut, kunjungan ke lokasi home industri dan wisata, sudah diprogram kan dan rencana akan membawa anggota dan warganya, berwisata, sekaligus berolah raga ke objek wisata Cipanas Galunggung dapat ditempuh selama 1,5 jam perjalanan.
Selain itu, direncanakan akan ber silaturahmi ke Bundo Kandung Hj Erna yang sudah bermukim 25 tahun di Suryalaya, sebagai putri alm Mbah Anom pendiri Pesantren Suryalaya, yang terkenal di tanah air.
Ibu Hj Erna, Bundo Kandung USA, hijrah ke Tasikmalaya 30 tahun lalu, kini aktif membenahi kaum Milenial dan remaja yang tersandung NARKOBA.
Sebagian DPC SAS, berencana akan berkunjung ke kampung Industri Rajapolah kabupaten Tasikmalaya dan Home Industri Kawalu, berkaitan pengolahan Bordir Tasikmalaya kota, untuk berkerjasama, mengikat usaha perdagangan dengan pengusaha kedua pihak, ” kata pengurus DPC SAS setempat.
Selain berkunjung ke Home Industri dan kampung Industri, warga juga ingin melihat lebih dekat dan mengetahui sejarah pulau Panjalu di Ciamis dan Abdul Khodir Jailani Pamijahan di Tasikmalaya Selatan, ungkap ketua Presedium DPP SAS DR Hj Rosi Yulita Rusli, Msi kepada media baru baru ini. (Roni)