Pewartanasional.com

Ramadhan 1446 H

PEMUDA LESTARIKAN SENI DAN BUDAYA USA DI SULIT AIR

Komunitas peduli seni dan budaya Sulit Air. Foto/ Hen.

PEMUDA LESTARIKAN SENI DAN BUDAYA USA DI SULIT AIR

Solok, (Jabar) – Sebanyak 35 orang pemuda, melestarikan seni dan budaya Urang Sulit Air (USA) yang hampir pupus di generasi saat ini, dan dimungkinkan akan lenyap di nagari Sulit Air pada masa mendatang.

Oleh sebab itu, perlu kepedulian perantau yang masih cinta ke kampung halaman nagari asal, dengan melestarikan seni dan budaya yang ada sebelum angkatan sekarang meninggalkan kita sesuai umuran yang ada.

Ketua Komunitas yang menetap di Sulit Air, Hendrizon Permato Sinaro nampaknya aktif dalam berbagai kegiatan sosial, edukasi dan pertanian untuk menggerakkan generasi Milenial di kenagarian Sulit Air kecamatan X Koto Diatas kabupaten Solok, Sumbar.

Seni dan budaya yang sejak dulu, terpatri di generasi terdahulu, seperti adanya kegiatan proses belajar, ” Pasambahan Pidato Adat dan kegiatan diskusi adat ” untuk menda lami sejarah pengetahuan tentang seni dan budaya adat yang mulai kabur di warga perantauan saat ini

Pelatihan untuk melestarikan seni dan budaya, dilaksanakan kegiatannya, setiap minggu malam dan para anggota perserta yang belajar, diantaranya menerima ceramahan tentang, ” Pasambahan Pidato Adat dan Diskusi adat untuk mendalami ilmu pengetahuan sejarah adat itu sendiri bagi mereka yang peduli.

Perseta, pelatihan seni dan budaya itu, berasal dari anggota komunitas yang berjumlah sebayak 35 orang pemuda yang ikut kegiatan tersebut sekaligus untuk melestarikan seni dan budaya adat nagari sulit air, kata koordinator media kepada media di suit Air melalui seluler, Kamis dinihari (11/8).

Pelatihan adat, seni dan i budaya yang disampaikan oleh Nara sumber secara dialogis, tentang adat yang tumbuh di kenegarian tanah Minang umumnya karena ditinjau dari kondisi yang ada nampaknya sudah mulai tertinggal oleh seni budaya dari luar.

RANDAI

Sebab budaya luar nampaknya amat modern bagi remaja kita sehingga Ter pengaruhnya tinggi yang membuat budaya tradisional mulai banyak di tinggalkan seperti contoh kesenian Randai -Saluang – Rabap – Selawat Dulang dan kesenian lain sebagainya.

Pantauan media di nagari USA yang dulunya sangat kental dengan kesenian tradisional, seperti Randai ini sudah banyak ditinggalkan oleh remaja Milenial dan tidak berminat mempelajarinya oleh generasi muda Minang itu sendri terkhusus di nagari Sulit Air X koto Diatas kabupaten Solok.

Dengan adanya, ” Kami dari Komunitas Peduli Adat Nagari Sulit Air Sekapur Siriah, berusaha dan ber upaya agar seni dan budaya kita tersebut agar tidak hilang begitu saja di nagari Sulit Air, makanya harus dilestarikan, ” ungkap Hendri Permato Sinaro, serius.

Menurutnya, jika dibiarkan dan tidak diperhatikan, dimungkinkan tidak berapa lama lagi tinggal nama, ” Cerita Sajo “. Adat dan budaya jika dipantau, nampaknya masih kental oleh para Angku yang memegang peranan adat itu sendri.Kebanyakan , mereka berada di perantau.

Para pemangku adat itu sendiri, kata Hen banyak melaksanakan aktivitas pribadi bersangkutan, sehingga tatanan adat itu sendri yang harus ia laksanakan terabaikan.

Akibatnya banyak terjadi, ” Begana Begini ” di wilayah nagari itu sendri. Adanya kelompok komunitas peduli adat sekapur siriah sulit air ini bisa ikut menjaga dan melestarikan adat seni dan budaya nagari Sulit Air.(Rin)

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *