Jakarta, Pewartanasional.com | Kota Depok Jawa Barat, belum tersedia asrama untuk gelandangan dan dhuafa, hanya tempat persinggahan bagi masyarakat yang mendapat masalah sosial.
Sekdis Dinas Sosial kota Depok Kusumo mengatakan saat dikonfirmasi sehubungan adanya gelandangan Datri (83) kini masih terlunta lunta yang pernah ditangani oleh dinas kesehatan yang merekomen dasi ke RS di Bogor belum lama ini.
Datri orang terlantar di kota Depok ingin bantuan penanganannya, akan tetapi dinas kesehatan tidak ada pembiayaan dan jaminan bantuan sosial karena belum terencana, jelas dr Fikrotul Ulya kepala seksi Yankesru dan PK saat itu.
Selain itu, Sekdis Sosial yang dikonfirmasi tentang surat penawaran kerjasama dengan media center MWI di kota Depok, yang menyalurkan informasi institusi menjadi berita sebagai mitra tayangan independence.
Menurutnya, berbagai kegiatan informasi institusi sudah ditangani oleh KOMINFO. Namun, bisa juga kerjasama dengan kepala bidang dinas sosial yang banyak kegiatannya, kata Kusumo di ruangan kerjanya lantai 6 kota Depok, Jumat petang (31/3)
Sekdis Kusumo dengan serius, menerima wartawan Pimpred Media Center di kota Depok yang berkolaborasi hampir 150 media on line, life streaming dan youtube serta koran, kini bermukim di kota Depok sebagai perwakilan.
Warga kota Depok Risman dan Sri sebagai pendukung pasangan walikota dan wakil walikota Pilkada tahun lalu, mau ketemu konfirmasi dengan Idris dan Imam, baik melalui surat dan koordinasi dengan ajudannya tidak digubris hampir setahun, katanya kepada Tito kepala Bagian Protokol dan Humas kota Depok.
Tito yang menerima warga itu, Ia mengungkapkan masalah lahan di cagar alam Pancoran mas yang bersengketa tidak tuntas kini sudah menjadi gudang sampah dan sulit untuk menyelesaikannya.
Lahan seluas, 28 hektar 7 hektar sudah dibangun ummat, dan sehektar dibayar oleh Sri berkolaborasi dengan empat sahabatnya untuk mengurus yang 20 hektar, dikoordinir oleh alm Ibunda Lestari.
Masa walikota terdahulu, Nur Mahmudi pernah berkata bahwa lokasi Cagar Alam itu akan dijadikan lokasi wisata sehingga pemodal dari pengusaha lokal yang sudah urus ini dan itu terkuras sampai 2 milyar saat itu.
Begitu juga dengan ibu Sri yang menghabiskan waktu dan uangnya untuk mengurus lahan seluas sehektar terpengaruh mengucurkan uang sejak tahun 2014, dan sudah kecewa.
Ia sebagai warga kota Depok juga pendukung pasangan Idris dan Imam nampaknya semakin kecewa berat hampir setahun bolak balik ke kantor walikota Depok.
Menurutnya, Ia ingin bertemu dengan Sang penguasa kota Depok belum pernah ketemu dan tidak ada tanggapan surat yang sudah dilayangkan, berulang kali sejak bulan Mei 2022 tahun lalu.
Kabag Protokol dan Humas kota Depok Tito yang peka, kini menangani Risman dan ibu Sri untuk menjembati pertemuan dengan walikota ataupun wakil walikota Depok yang akan berakhir 600 hari lagi setelah pemilu 2024. (Red./Wan)