PUTRI SULIT AIR, DIKUKUHKAN JADI GURU BESAR DI ISBI BANDUNG
Bandung, (Media) – Puteri nagari Sulit Air, kabupaten Solok, Sumbar, Prof.Dr Sri Rustiyanti,S,Sen, M.Sn, dikukuhkan sebagai guru besar bidang Ilmu Seni Budaya Folklor, dengan Orasi Imiah ESTETIK GROTEKS : Refleksi Aistranomai sebagai penguatan keilmuan Seni Budaya Folklor.
Pengukuhan guru besar Sri Rustiyanti yang dihadiri oleh berbagai institusi birokrasi dan budaya serta pencinta seni, bertempat di gedung kesenian Sunan Ambu ISBI Bandung Rabu (9/8).
Prof. Sri Rustiyanti, S.Sen, MSn yang sudah kental dengan panggilan Uni, di lingkungan kampus ISBI Bandung, meraih guru besar setelah menjadi dosen tetap di ISBI Bandung sejak tahun 1994.
Sebagai seorang dosen muda bidang pengajaran yang ditekuni, yakni Program Pendidikan (Prodi) Antropologi budaya Fakultas Budaya dan Media Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.
Orasi Ilmiah yang disampaikan oleh Prof Sri Rudliyanti sebagai refleksi perjalanan waktu yang panjang tidak instan, tetapi secara simultan dan mengalir dengan berjalannya waktu selama mengabdi di kampus ISBI sejak honor 1993.
Ia diangkat PNS 1994, dengan Filosofi kerja AKU DARI BUBAT (Akar Kuat Daun Rimbun Buah Lebat) urainya menyampaikan orasi Ilmiahnya.
Judul orasi ilmiah, mengangkat temuan riset estetika yang diberi nama Estetika Groteks, yaitu perkembangan konsep estetika sebagai cabang ilmu Filsafat yang sangat holistik.
Estetika yang terdapat dalam folklor nusantara tidak hanya secara tekstual pada bentuk fisik luarnya saja melainkan juga terletak pada kontekstualitas yang memiliki makna dan nilai nilai estetika untuk memberikan manfaat dalam kehidupan manusia.
Makna dan amanat karya tersebut seperti, falsafah yang mengandung filosofi kehidupan, nasihat, petuah, ajaran tentang moral, berbudi pekerti mulia, nilai nilai kebajikan,keutamaan dan keluhuran yang menunjukkan kehidupan manusia ke jalan kebenaran.
Orasi Ilmiah pengukuhan Prof Sri Rustiyanti, mengacu kepada kronologis perjalanan estetika Groteks diawali dengan pemikiran estetika ApaRaPa yang diadopsi dari kearifan lokal di Minangkabau yaitu filosofi Alua Patuik Raso Pareso, disingkat menjadi akronim “ApaRaPa”
Estetika ini untuk menakar kompetisi penari dari tingkat dasar (Alua) Madya (Pareso) hingga Mahir ( Raso Pareso). Dalam makalahnya Sri mengetengahkan penelitian Randai sebagai subjek matternya dikaji dari berbagai perspektif, salah satunya yaitu musik internal yang dibangun oleh pemain randai itu sendiri.
Musik internal, seperti : Tepuk galembong, tepuk paha, tepuk dada, petik jari, tepuk tangan, dan seruan vokal ( Misal : Hep-ta, ais-ta, ep-ta dan sebagainya ) Suara musik intenal ini dikategorikan menjadi sebuah metode TaTu Pa (Tabuh Tubuh Padusi)
Dalam orasinya Sri mengemukakan hasil penelitian Pasca Doktor ISBI Bandung (2020-2022) sebagai penajaman pengetahuan tentang pemahaman seni budaya folklor yang sangat luas. Penelitian mengkaji relevansi nilai nilai kearifan lokal sastra minang dan Sunda dalam keberagaman Folklor Indonesia.
Hal tersebut sebagai benang merah dimana peneliti sebagai orang minang yang telah menetap di tanah Parahyangan Sunda, dengan berbekal ” di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung”,
Filosofi ini sangat familiar tidak hanya orang Minang, tapi dari daerah lain pun juga sangat memahami isi dari filosofi ini sehingga banyak menemukan nilai nilai ysng terdapat dalam Islam kearifan lokal baik di Minang maupun Sunda itu sendiri.
Penetapan variabel dalam menetapkan nilai nilai dasar yang terkandung dalam filosofi kearifan lokal minang dan sunda. Nilai nilai dasar diukur berdasarkan panduan perilaku secara eksplisit diwujudkan dalam tindakkan kehidupan sehari hari yang terdapat dalam filosofi Minang dan Sunda.
Similaritas transformasi filosofi kearifan Minang dan Sunda, menbuat tabel analisis penetapan 5 nilai nilai dasar dalam pembentukan karakter yaitu ada amanah, kompeten, harmonis, loyalitas, adaptif, dan kolaboratif, dengan membuat 18 variabel panduan perilaku sebagai Similaritas Transformasi Filosofi Minang dan Sunda diajukan HaKi tahun 2012, urai Prof. Sri puas.
Sambutan Rektor ISBI Bandung DR Retno Dwimarwati, mengungkapkan kebanggaan dengan capaian guru besar Prof. DR Sri Rusliyanti, S.Sen, M.Sn dalam bidang Ilmu Seni Budaya Folklor. Gelar guru besar adalah capaian tertinggi akademik yang senantiasa didambakan para akademis.
” Perjuangan panjang seringkali memerlukan kesabaran, ketelitian, dan semanfat luar biasa untuk menempuh prosesnya. Banyak suka duka yang dialami civitas akademika tersebut, bahkan kadang kandas karena waktu pensiun. Capaian ini harus disyukuri sebagai rahmat yang tak terkira, baik untuk individu maupun lembaga karena dengan demikian Prof. DR SRI Rustiyanti, S.Sen, M.Sn menambah deretan guru besar di ISBI bandung yang memang masih sedikit, dengan capaian ini semakin memberi kontribusi positif bagi kemajuan dan pengembangan ISBI Bandung, ” kata Retno Dwimarwati.Kegiatan digital unsil di desa.foto/ist.
Unsil Kembangkan Desa Digital Di Tasikmalaya
Tasik, Jabar – Tim Pbm-Pkm bahasa dan sastra Indonesia Universitas siliwang (UNSIL) Tasikmalaya mengadakan program Pengembangan Potensi Desa melalui kegiatan kampung digital berbasis literasi.
Acara ini diikuti oleh 30 pelajar SD, SMP dan SMA yang dikolaborasikan bersama pemerintah Desa, TP-PKK Desa Tawangbanteng, dan Pondok pesantren Al-hidayah beserta mahasiswa UNSIL Dan UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta. Acara ini digelar di Bale Sawala kampung KB Uyut Kompel desa Tawangbanteng kecamatan Sukaratu kabupaten Tasikmalaya, awal pekan lalu.
Hadir pula dalam acara tersebut Ketua Tim pengabdian Pbm-Pkm UNSIL Welly Nores K, M.pd, Dr. Hj. iis Lisnawati, M.pd, Ai Siti Nurjamilah, M.pd dan Fikri Hakim, M.Hum.
Acara ini juga dihadiri oleh Tamu kehormatan Ketua II Bidang pendidikan dan peningkatan ekonomi keluarga kabupaten Tasikmalaya Hj. Ema Amalia, M.pd, Pokja 2 kabupaten Tasikmalaya Hj. Euis Muhlisoh dan ketua TP-PKK kecamatan Sukaratu Pipit Pitriawati.
Dalam kesempatan itu ketua II bidang pendidikan dan peningkatan ekonomi keluarga Hj. Ema Amalia, M.pd, Ia sangat mendukung adanya program pengembangan potensi Desa melalui pengembangan kampung digital berbasis literasi yang diadakan oleh Tim Pbm-Pkm Universitas Siliwangi (UNSIL) jurusan bahasa dan sastra Indonesia.
Acara ini diisi dengan pemberian materi dan penjelasan tentang pentingnya pengembangan kampung digital berbasis literasi dijelaskan oleh pemateri Dr. Hj. Iis Lisnawati, M.pd dan Fikri Hakim, M.Hum.
Selepas pemberian materi dilanjutkan dengan pemberian sumbangan lemari buku dan buku buku bacaan serta pemberian permainan edukasi hasil karya mahasiswa UNSIL jurusan pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia yaitu PERAN SATRIA (Permainan Papan Bahasa dan Sastra Indonesia). (Benni/Ok)