Pewartanasional.com

Ramadhan 1446 H

Umum

Dida sensara tetap merajut keahliannya. Foto : saat ini.

DIDA MAULINDA : TUNGGU HAMBA ALLAH YANG PEDULI

Tasik, (Pena) – Seorang perempuan (25) dari desa Singasari, kecamatan Taraju,
menunggu Hamba Allah yang peduli terhadap penderitaan yang dialaminya, namun bertahan sambil menahan sakit Ia tetap melaksanakan keahliannya, membuat ” Buah tangan” untuk menyambung hidupnya.

Wanita yang cantik dan elok itu, minta bantuan kepada media yang menjenguk nya, di kampung Picung Kaler, kecamatan Taraju Tasikmalaya, Jumat (1/12) sambil menahan sakit , Ia menerima wartawan Andi perwakilan Pena Tasikmalaya, Priangan Timur Ia menguraikan sakit yang dideritanya.

” Kita tak sampai hati melihatnya sakit dari perut ke bawah dan lumpuh.lagi sambil menahan sakit Ia merajut hasil karyanya yang lsku dijual kepada warga yang membutuhkannya.

Dida Maulinda, gadis kampung berusia sekitar 25 tahun itu, bermukim di kampung Picung Kaler Desa Singasari, Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat.

Wajah Perempuan berwajah cantik bersih itu, pandangannya tak berpaling, kecuali melihat fokus kepada sebuah jarum dan benang, Ia membuat boneka dan katong dari rajutan. Hasilnya menak jubkan, sebab hasil karya tangannya disukai orang banyak.

Dida Maulinda membuat boneka lucu, tas pinggang dan gantungan kunci. Bentuk.yang dibuat Dida nyaris menyamai karya karya orang biasa, Karyanya detail dan nyaris sempurna.

Wajar saja, kata pemesan sebab karya – karyanya yang sempat diunggah oleh pemegang HP dan warga yang mengugah dari di media sosial, yang ber jualan online. Bukan hanya karyanya yang spesial kisah hidupnya cukup meng getarkan qolbu kita yang melihatnya.

MAULINDA yang sudah beberapa tahun terakhir menderita sakit lumpuh di bagian kakinya namun entah apa sebab, kedua kakinya tiba-tiba mati rasa. Hingga gadis itu tak mampu lagi berjalan hingga sekarang.

Dia belum juga mengetahui pasti penyakitnya apa ? Akan tetapi yang mengejutkan, di tengah kondisinya yang kekurangan, Dida enggan berpangku tangan Dia terus mengasah Kemam puannya hingga berhasil sukses.
.
Dida berhasil mengangkat bakat yang sempat ia pendam bikin rajutan dan bikin bongsay dari pelastik.

“Karena keterbatasannya, Dida harus rela meninggalkan pekerjanya di kota bandung. dida tak bisa lagi bermain dengan teman-temannya” ulas Andi.

Ia sempat terpukul karena kondisinya yang berubah. Ia mulai menatap hari-hari kosong di rumah. Kesunyian mengham pirinya setiap waktu. Tapi dida enggan berlarut dengan kesedihan.
Masa depannya masih panjang. Ia tak ingin jauh terpuruk. Selalu ada harapan baginya untuk sembuh.

” Dida mulai mengisi waktunya yang kosong dengan merajut dan bikin bongsay pelastiknya, paparnya kepada Andi.

Dia mengangkat kembali bakat lama Dida berhasil mengubur kesedihan dengan hobi yang menyenangkan.

“Kalau meratap terus, saya akan semakin drop. Saya coba bangkit untuk berkarya, sambil menunggu sembuh tiba” katanya sungguh.

Dengan kesibukan itu, hari-hari Dida tak lagi hampa. Di balik musibah yang menimpanya, ada hikmah yang berhasil diraihnya. Bakatnya justru semakin terarah dan masa depannya kian jelas.

Karya-karya Dida mulai mendapatkan apresiasi dari orang-orang terdekat. Bahkan, ia mulai mendapatkan pesanan dari warga dan dari online Dari situ, anak petani itu mulai membangun kemandiri annya.

Dia merasa karyanya masih jauh dari sempurna. “Saya ingin orang mengapresiasi karya saya, bukan karena kondisi saya yang sakit,” katanya.
Kepada Wartawan PENA.
Andy memotivasi dan mengapresiasi semangat Dida untuk berkarya. Di tengah keterbatasannya, anak itu mampu mengembangkan bakat dan membangun kemandiriannya.

Menurut Dida, Ia tampaknya sangat bersyukur. Di usianya yang masih remaja, Dida sudah menemukan potensi diri untuk dikembangkan.
Melihat karya Dida di Media Sosial, ada potensi luar biasa yang tidak dimiliki oleh banyak orang.

Andy mengatakan, bukan mustahil karya Dida yang tinggal di pedesaan bisa dikenal dan diapresiasi masyarakat hingga Mancanegara, sembari terus mengasah kemampuan, Dida bisa mengi kuti berbagai kontes atau perlombaan baik di dalam negeri maupun diluar negeri.

Dengan begitu, meski dari rumah, karyanya bisa mendunia. Ia pun berharap Dida tetap optimis menatap masa depan. nya.
Hanya modal sehari hari yang bikin orang tuanya pusing untuk kebutuhan semacam Pempes, Bedak buat Luka luka dan yang lainya. Mudah mudah an ada donatur yang sudi membantu untuk modal Dida dan buat berobat jalannya. Rek an. DIDA Maulinda Bank BRI No 446201024576530

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *