KALUANG DI SULIT AIR SOLOK
Pertama wartawati Kontras Depok, menemui Risman dan keluarga untuk wawancara. Awal Ramadhan 1442 H tahun ini dengan wartawan Kontras, Selasa (13/5).
” Keluarga Risto menerima dengan welcome dan mengucapkan Selamat Menjalankan ibadah Puasa, ” ungkapnya.
Kenalkan kami Risman kepala keluarga dari Suku Piliang Kaluang dan Istri suku Limo Panjang warga Tamaruhun, asal negari Sulit Air, dengan lima Anak, 2 Putra dan 3 Putri, katanya gembira.
Anak Perempuan tertua dan Adik keduanya PNS DKI Jakarta. Lelaki Konsultan IT dan 2 orang dibangku pendidikan SLTA dan SMP belajar di Pesanteren Taraju Tasikmalaya.
” Kami dikarunia cucu lima orang, Mantu lelaki asal Betawi, Makasar dan Indramayu, mantu perempuan dari Nganjuk Jawa Timur,” tuturnya
Musibah Ramadhan
Galodo Bukit Tui Padang Panjang Sumbar, musibah terjadi awal Ramadhan tahun 1990 sehari sebelum kami keluarga hijrah ke Jakarta.
” Saat itu kami lagi berbuka puasa dengan Bapak Drs H Hasan Basri, MA Pembantu Gubernur wilayah III Sumbar dan Walikota Padang Panjang Drs Asril.Saman keduanya mantan Pemda Kabupaten.Solok, tuturnya dalam.kenangan,
Galodo Padang Panjang, katanya saat itu keluarga kami lagi Silaturahmi di Rumah Rusli Yanti Dosen ASKI dan Ketua BAPEDA Padang Panjang Ir.Arsyad Nurdin, kini DPC SAS kota Padang.
Galodo yang terjadi di awal Ramadhan.tahun 1990 itu, kini kenangan yang menyentuh karena banyak pemukim tertimbun lonsor seperti bencana Gunung Talang Solok yang memporak perandakan rumah penduduk.
Selain itu mayat yang dihanyutkan air bah dan bergelimpangan di kali sungai dan di jalan raya nagari Cupak kecamatan gunung Talang.
Sebelum terjadi Galodo Gunung Talang yang menewaskan banyak penduduk sipil dan warga setem pat, kami dengan tim ICDO sudah meng – Informasi, komunikasi dan koordinasikan dengan instasi/unit pemda terkait bahwa bencana alam akan terjadi karena Gunung Talang nampaknya mulai batuk batuk ketika itu.
Musibah yang sudah terjadi dan menimpa penduduk desa Gunung Talang, ” Saya dengan tim ICDO ketika itu mendampingi keluarga Bapak Jenderal Soeharto, ibu Mamiek, yang datang bersama Menteri Sosial Ibu Inten Suweno” ungkap Bupati Hasan Basri.
” Itulah sekilas peristiwa bencana alam yang masih melekat sebagai seorang putera pejuang LVRI dan anggota ICDO yang ber – Pusat di SWIS, ” jelas Risto termangu.
Informal Education
Siapa yang suruh datang ke Jakarta ? Itulah sebuah lantunan yang dinyanyikan oleh legenda grup band Pamber yang melangit di masa itu.
” Datang ke Jakarta harus memiliki berbagai keterampilan disebut Informal Education agar tidak menjadi “Gelandangan” di Jakarta, ” kata mantan gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Soeripto ketika itu.
” Menapaki Jakarta di awal tahun 1990 an banyak rintangan dan kendala yang dihadapi oleh Risto dengan tiga putera putri sambil, “MENGANTAU ” di pasar Tanah Abang, hingga bisa tembus menjadi ASN Pemda DKI Jakarta, ” ungkap Risto serius.
Dosen UI DR Siwi Soepomo mengungapkan yang menjadi idola oleh setiap masyarakat menjadi pegawai DKI Jakarta, berebut sampai hari ini, jika bisa menjadi PNS DKI Jakarta, jual sawah, jual kerbau dan jika perlu jual warisan.
Berbeda dengan perantau Minang gunakan pepatah ” Rugi dulu maka untung “tapi” Saya menggunakan Pameo anak dipangku, keponakan dibimbiang, warga dikasihi, urang kampung diperhatikan. Ber- Doa dan berusaha.
“Alhamdulillah, katanya berkat doa dan sekitar 86 orang warga SAS dari 700 orang minang, kini menjadi ASN Pemda DKI Jakarta, ” kata Risto sungguh.
Kunci yang terpatri di sanubari ini, ialah : The Succses of the man is depending own his support. Thomas Alva Edison; The man who lighted the world, said : Do what you can do today and don’t wait till tomorrow, written by Thomas in Proverb of English.