Pewartanasional.com

Ramadhan 1446 H

PUSAT HOLTIKULTURA SULIT AIR DIRESMIKAN DI SUMBAR

Peresmian Holtikultura.foto/ist

Padang – Perantau minang yang tergabung dalam organisasi Sulit Air Sepakat (SAS) Solok, meresmikan pusat Holtikultura Sulit Air (Horsa) dalam.suatu acara yang dihadiri oleh pejabat, petinggi dan pemuka adat perantau di nagari Sulit Air, Rabu (27/4).

Perantau yang investasi dengan menghijaukan nagari asal dengan menanam dan mengembangkan berbagai bibit buah buahan sebagai pusat Holtikultura Sulit Air ( Horsa) di masa mendatang.

HORSA yang menampung investasi warga perantauan berupa bibit bibit Hortikultura yang dikelola hampir setahun oleh wali nagari dengan membentuk ke kepanitiaan yang, ” Tunggang tunggik” mencari donasi dari perantau di pulau jawa.

Ketua HORSA Hendrizon, menyampaikan, ” Selamat atas peresmian Pusat Hortikultura Sulit Air (HORSA) di kecamatan X Koto Diatas Kabupaten Solok, Sumbar.

” WA HORSA yang selalu berkumandang menghimbau perantau yang tergabung dalam SAS untuk bersama sama mendukung program nyata HORSA, ” katanya puas dan gembira.

” Kini terbukti sudah ada pusat HORTIKULTURA disebut pembibitan dan penanaman. Jika hanya pembibitan, tanpa dikelola dengan baik dan sungguh tentu sulit mengharapkan nagari gersang Sulit Air akan menjadi hijau royo royo, ” tutur Hendrizon.

PADANG LICIN

” Saya melihat padang licin antara padang bungka nagari tetangga di kecamatan X koto Diatas kabupaten Solok, dengan tepian penurunan ke Kacang, yang sudah menuai hasil, dan sangat ideal jadi percontohan penanaman buah-buahan di Sulit Air, ” tambahnya.

Hal inilah yang menggugah kami yang tinggal di nagari asal untuk memberdayakan lahan yang terlantar ditanami bibit buah buahan, seperti pusat produksi buah Manggis terbesar di Asia, terdapat di desa Puspahiang Tasikmalaya, Jawa Barat.

Sambil menambahkan ” Apalagi bibit harus dibeli dan untuk itu perlu terobosan. Alhamdulillah terobosan itu sudah terbukti dengan diresmikan Pusat Horsa di nagari Sulit Air Solok, ” ungkapan ketua Horsa Hendrizon, mengakhiri sambutannya.

Sementara, Plt Walinagari Sulit Air Bambang, mengungkapkan, penanaman bibit Holtikultura di lahan dan tanah ulayat Sulit Air yang menjadi lahan tidur, perlu kepedulian perantau untuk investasi ke depan dalam bentuk Holtikultura.

“Jadi yang memiliki Hortikultura adalah nagari Sulit Air. Jika HORSA tidak jadi badan hukum, maka bisa ditawarkan kepada warga Sulit Air yang berminat menanam buah-buahan disana, ” kata Bambang mengajak.

” Tentu dengan syarat, tambahnya, nagari harus dapat minimal 10% dari keuntungan, ” tuturnya.

Untuk memulai sebagai langkah awal, Horsa dapat mengukur berapa luas lahan nagari tetangga (Padang Licin) tersebut yang dapat ditanami bibit Holtikultura.

Bertolak dari luas lahan jika sebagian lahan, ditanam durian, dan sebagian lagi ditanami Alpokat, dan di tengah lahan tersebut disisihkan sekitar 6 meter untuk jalan kenderaan.

Hal ini bisa diproyeksi berapa jumlah batang alpokat yang akan ditanam, ujar beberapa perantau SAS yang menghadiri peresmian Horsa.

” Silakan kerjakan, nanti kita diskusikan lebih lanjut jika data sudah ada untuk Horsa, ” perbincangan antara perantau diwakili dewan Pembina DPP SAS Prof Yurnalis Udin bersama Plt Wali Nagari dan Pengurus Horsa.

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *