PEMIMPIN SAS HARUS MEMILIKI KESULITAIRAN YANG KENTAL
Datuk dan bundo kandung Yetty Suardi. Foto/ Ist.
Jkt – Musyawarah SAS XXIII, yang diresmikan oleh ketua SC, dan diwakili oleh 9 cabang dari 96 DPC SAS, adalah pemimpin yang harus memiliki rasa kesulitairan yang kental.
Mantan.pejabat di Pemda Sumbar, dan pengurus SAS Padang, Drs H Maifrizal, MM, Akt, Datuk Tamaruhun, mengungkapkan.keprihatian nya tentang organisasi SAS yang sudah dirasuki oleh kepentingan yang non sosial kemasyarakatan, katanya kepada wartawan di Padang, Selasa (25/5).
” Mubes SAS, suatu solusi terbaik untuk penyelamatan organisasi perantau minang yang sudah mendunia, ” ungkapnya terlena.
Dalan bahasa totok Sulit Air, kata Datuk, ” Botuah pemim pin di Nagari Sulik Air. seharusnyo, baitu punyo ikatan emosional dengan Sulit Air, Raso Cinto Sulit Air, dan punyo jiwa kesulitairan, ” katanya serius.
” Ini yang tidak terpatri di generasi yang lalu dan sekarang apalagi pengaruh modernisasi, menghayutkan budaya leluhur kita yang tidak ada lagi, Raso jo Pareso, ” ungkap Datuk.
Oleh karena itu, ” Mari kita bicarakan masalah dengan hati jo hati , dan bukan hati dengan nurani, seperti yang terjadi antara Happy dan Samsudin sudah berkonso liasi, dari hati ke hati, ” tutup Mafrizal Pejabat tinggi di MPR RI itu.
Sementara, Datuk Malako mo, berkata, jiwa kesulit – airan itu, kita harus bangga punya darah keturunan Sulik Aie, jika tidak begitu ” Omong Kosong dia punya raso pareso urang Sulit Air.
Warga Sulit Air tersebut, ” Soluak basoluak” sehingga kok maompang indak sampai kasuborang mandindiang indak lopeh ka langik, indak nomuahnyo baitu sajo ka urang lain,
meskipun baseberangan paham jo inyo, ungkap Malakomo yang diminta sebagai nara sumber.
Hal ini tidak ada lagi, kini warga bertanya, Siapa nan lancang memecat, siapa yang tidak menghargai pemimpin, yang dituokan yang berjasa ke negari Sulit Air, seperti Profesor Yurnalis Uddin CEO Yarsi, DR Oesman Sapta, alm DR. H Muslim dengan TITI Bagonjong – Nya.
Hal yang perlu diingat, warga, alm H.Rainal Rais yang menjadikan SAS dari sebuah negeri kecil menjadi besar, sudah nasional dan bahkan internasional.
Kini ada generasi penerus yang harus seiya – sekata, seperti Happy Bone, Samsudin, Baikal dan lain lain ini vigur vigur yang perlu didorong, bukan didorong ke yang tidak benar, kata Hj Yetty Suardi,
TURUN GUNUNG
Bundo Kandung Negari Sulit Air, Yetti Suardi, yang juga mau turun gunung bersama sama menyelamatkan SAS.
Menurutnya, baik Happy Bone, Baikal, Risman, dan lain lain, tampil saat ini adalah pemimpin Sulit Air masa depan yang dituakan dan mereka itu mencintai SAS kita. Kita harus bangga karena mereka ingin berbuat baik lebih banyak ke Sulit Air tercinta, demikian Bundo Kandung Sulit Air Yetti Suardi.
Selain itu, Mantan kepengu rusan DPP SAS dua periode Risman, juga prihatin yang pernah membesarkan SAS, masa kepemimpinan alm Rainal Rais, dengan jabatan Human and Public Relation, dan terakhir wakil Sekjend DPP SAS, mendampingi alm Muchlis Listo, tutur Risman yang diwawancarai wartawan IBM News dan Pewarta Indonesia di kediamannya, Rabu malam (25/5)
” Mantan pjbt Pemda DKI Jakarta itu, mengungkapkan bahwa Ia turun gunung ingin menyelamatkan warga melalui perantau SAS, demi masa depan anak cucu dan cicit kita, ” demikian ketera ngan Drs Risman Thomas, MM sambil mempersilahkan jurnalis mencicipi dan mene guk teh panas oleh nyonya.
Simpulan Datuk Tamaruhun, semua warga SAS, ingin menyelamatkan negeri yang mereka cintai. ” Jangan kita berfikir, ada yang tampil mau mencari panggung dan untung, seperti Happy Bone, Baikal dan Risman, ” tutur Maifrizal.
” Apa mereka tidak ada panggung, apa yang mereka tidak.punya ? Nasional tingkatnya, ” kata Datuk Tamaruhun pejabat tinggi di MPR RI itu.
Terjadinya, kemelut yang sudah disepakati oleh dewan pembina dan penasehat, DPP SAS baru baru ini, terjadi, karena raso pareso kesulitairan penggerak Roda Organisasi SAS Itu rendah.
” Silahkan sidik, siapa mereka, terutama Sekjend DPP SAS yang hanya ber – WA, menyampaikan SE kepada Dewan Pembina dan Penasehat, disinilah kemelut awal terjadinya karena Kesulitairannya, dipertanyakan ? ,kata Datuk.
Dengan demikian, Codiak bajua, bingung baboli, jalan dirubah dek urang lalu, cupak diganti rang paggaleh, ini yang terjdi saat ini di SAS. Rabab juolah nan ka manyampaikan, kata Datuk Tamaruhun mengakhiri ungkapannya.(Tim PI/ IBM News.)