Pewartanasional.com

Ramadhan 1446 H

“SAWALA BUDAYA” DI TASIKMALAYA

Komunitas budaya dan seni sunda.

“SAWALA BUDAYA” DI TASIKMALAYA

Tasik, (Jabar) – Puluhan personil dari komunitas penggiat budaya dan seni Sunda termasuk tokoh dan warga masyarakat, menghadiri acara bertajuk, ” SAWALA BUDAYA” BRI TASIKMLAYA yang diselenggarakan di gedung BRI kota Tasikmalaya, Kamis petang (7/7).

Selain itu, juga tampak hadir tokoh masyarakat dari kedua wilayah kabupaten dan kota Tasikmalaya serta tokoh nasional budaya Sunda, mantan Kapolda Jabar Irjen Pol Purn DR H Anton Charliyan, MPKN.

Ketua Panitia Dicky Z.Sastradikusu mah, mengatakan acara Sawala budaya artinya spirit kebangsaan, bertujuan untuk mengobarkan semangat persatuan dan kesatuan kepada masyarakat di tatar bumi Pasundan.

“ Insya Alloh, acara Sawala Budaya ini akan rutin diselenggarakan setiap bulan dan difasilitasi oleh bank BRI Tasikmalaya dan Rumah BUMN, ” katanya kepada awak media, Rabu (13/7).

Sementara itu, Anton Charliyan sebagai Penggagas acara bertajuk “Sawala Budaya” BRI Tasikmalaya, sangat berterima kasih dan Apresiasi kepada Kantor Cabang BRI Kota Tasikmalaya yang sudah memfasili tasi acara tersebut.

Menurutnya, acara Sawala Budaya ini, pertama kali dalam sejarah diseleng garakan oleh pihak Perbankan yang mau Peduli terhadap Budaya di Tasikmalaya

Mantan Kapolda Jabar itu, panggilan akrab Abah Anton, dalam uraian pada acara tersebut, membahas berbagai persoalan, terutama kaitannya dengan Rahasia dari “Amanat Galunggung” khususnya dalam menjaga keutuhan NKRI.

” Jangan sampai masyarakat kita satu sama lain mudah diadu domba dan hal tersebut merupakan salah satu kelemahan fundamental masyarakat sunda khusus dan Indonesia umumnya,” ulas Abah sungguh.

Ia nampaknya sangat prihatin, dengan berbagai informasi, tayangan iklan dan berita, yang puncaknya provokasi dan saat ini bukan hal yang aneh sering kita lihat di berbagai media, satu sama lain saling Nyinyir Menyindir, Saling Berteriak Dengan Lantang dan Saling Menjelek Jelekan.

Hal tersebut disampaikan Dalam paparannya, dan Abah Anton menjelaskan hal itu sudah ada dalam Amanat Galunggung (AG) yang dibuat sekitar 900 tahun yang lalu. Hal ini merupakan Pantangan atau larangan bagi seorang pemimpin dalam memerintah, Jangan berteriak

(Mulah Kwanta), Jangan Menyindir (Mulah Majarlaksana), Jangan menjelekkan.orang lain (Mulah madahkeun pada janma) dan Jangan Berbohong (Mulah Sabda Ngapus)

Kemudian pada Naskah Amanat Galunggung Versi VI mengungkapkan pantangan sebagai pemimpin dalam ilmu wujud air “Patanjala”, bahwa seorang kesatria sunda sejati : Jangan mudah terpengaruh; Jangan peduli terhadap godaan, Jangan dengarkan ucapan yang buruk.dan menghasut.

Karena bantak Negara Hancur sebagaimana terjadi di Timur tengah seperti Lybya, Iraq Syiria , Afganistan dan lainnya sebab Negara jadi Hancur karena Rakyatnya terhasut dan menjelek jelekkan negaranya sendiri.
[13/7 19.39] Risman: Acara Sawala budaya itu juga
dihadiri oleh Plt Kepala Dinas Indag Kabupaten Tasikmalaya Iwan Ridwan,S.IP,UMP, mantan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya Ir Safari Agustin.

Kepala BRI Kacab Kota Tasikmalaya, Ketua KADIN Kabupateb.Tasikmalaya H Cecep , Ketua MPC Pemuda Pancasila Dani Fardian,S.IP anggota DPRD Kab.Tasikmalaya, Ketua Program Pasca Sarjana Universitas Siliwangi Dr Ade Komaludin dan tamu serta undangan lainnya.
[13/7 19.40] Risman: Mantan Kapolda Jabar Anton Charliyan sangat apresiasi digelar
” SAWALA BUDAYA ” BRI TASIKMALAYA sebagai problem solving budaya, berbasis ekonomi kerakyatan. Ia sebagai tokoh masyarakat, mengacungkan jempol untuk mendukung acara tersebut.

Oleh karena SAWALA BUDAYA BRI TASIK untuk menggelorakan spirit kebangsaan dan cinta tanah air serta ajang silaturahmi rutin budayawan Tasik untuk membangun spirit kebangsaan dan ekonomi, demikian ungkapan Anton Charliyen gembira.

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *