KPSTI Bersama FWJI Dorong Pelestarian Pencak Silat Tradisi, Resmikan Pengurus di Tangerang Selatan
Tangerang Selatan, Pewartanasional – Komite Pencak Silat Tradisi Indonesia (KPSTI) hadir sebagai respons atas kegelisahan para pelaku, penggiat, pemerhati, dan pecinta pencak silat tradisi Indonesia terhadap keberlanjutan pelestarian warisan budaya tersebut. KPSTI dibentuk untuk menghidupkan kembali semangat pencak silat tradisi melalui berbagai kegiatan nyata di tingkat nasional maupun internasional.
Organisasi ini juga menjadi jawaban atas keraguan sebagian kalangan internasional, termasuk UNESCO, mengenai tindak lanjut dari pengakuan pencak silat sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Namun, pascapenetapan tersebut, kami menerima banyak pertanyaan dari kalangan internasional, termasuk UNESCO, yang mempertanyakan tidak adanya kegiatan berkelanjutan terkait pencak silat tradisi,” ujar Nur Ali, salah satu pengurus pusat KPSTI.
Menurut Nur Ali, situasi pandemi Covid-19 pada 2019 hingga 2023 turut memengaruhi minimnya kegiatan pencak silat tradisi. Menyikapi hal itu, ia bersama para penggiat seni budaya mendirikan KPSTI sebagai bentuk tanggung jawab sekaligus solusi atas tantangan zaman serta untuk menjawab keraguan terhadap pengakuan UNESCO tersebut.
Pada Minggu, 15 Juni 2025, KPSTI Pusat menggelar deklarasi dan pelantikan pengurus KPSTI Kota Tangerang Selatan. Kegiatan tersebut sekaligus menjadi langkah awal untuk mengajak masyarakat setempat, termasuk para pelaku, penggiat, pemerhati, dan penggemar pencak silat, agar terlibat aktif dalam upaya pelestarian budaya ini.
Melalui Surat Keputusan Ketua Umum KPSTI Pusat Nomor 01/KPSTI/KU/VI-2025, secara resmi dibentuk KPSTI Kota Tangerang Selatan dan ditetapkan susunan kepengurusannya. Djoko Agus Guntoro ditunjuk sebagai Ketua KPSTI Kota Tangerang Selatan.
“Kami bersyukur karena KPSTI Kota Tangerang Selatan menjadi cabang pertama yang terbentuk secara resmi sebagai perwakilan organisasi kami di daerah,” kata Nur Ali. Ia juga menyampaikan apresiasi atas antusiasme para pelaku seni budaya di Tangerang Selatan yang hadir dari berbagai padepokan dan sanggar.
Nur Ali menambahkan, kegiatan ini bukan sekadar pelantikan, tetapi juga menjadi ruang silaturahmi dan penguatan semangat kebersamaan dalam menjaga dan mengembangkan seni budaya pencak silat tradisi. “Kami juga menjajaki kerja sama lintas organisasi, dan alhamdulillah hari ini kami bertemu dengan perwakilan Forum Wartawan Jaya Indonesia (FWJI), Bapak Ade Gunawan,” ujarnya.
KPSTI, lanjut Nur Ali, terbuka untuk menjalin kolaborasi dengan FWJI sebagai mitra strategis dalam memperluas jangkauan informasi dan sosialisasi pencak silat tradisi.
Senada dengan hal itu, Djoko Agus Guntoro yang akrab disapa “Babe Agus”, juga menyatakan komitmennya dalam membangun sinergi dengan FWJI. Saat ditemui perwakilan FWJI, Ade Gunawan, di kediamannya pada Senin, 16 Juni 2025, Djoko menegaskan pentingnya kerja sama ini.
“Saya sengaja mengundang Bang Ade Gunawan untuk bersilaturahmi dan membahas lebih lanjut kerja sama antara KPSTI dan FWJI, khususnya di Tangerang Selatan. Beliau juga asli Tangsel, jadi saya yakin sinergi ini bisa berjalan baik,” ujar Djoko.
Ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama membangun bangsa melalui pelestarian seni budaya pencak silat tradisi. “Dengan kolaborasi antara KPSTI dan FWJI, kita bisa lebih masif menyebarkan informasi dan semangat pelestarian budaya,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Ade Gunawan dari FWJI menyambut positif ajakan tersebut. Ia menyatakan akan menyampaikan langsung pesan dari KPSTI kepada Ketua Umum dan jajaran pengurus pusat FWJI.
“Saya mendukung penuh kerja sama ini dan akan menginformasikannya ke DPP FWJI. Kolaborasi ini bisa menjadi langkah strategis untuk pelestarian budaya yang berkelanjutan,” tutup Ade. (Adegun)