Buya seusai refleksi bung hatta salam kompak. PFi.
KETELADANAN PROKLAMATOR, DIUNGKAP MELALUI KENDERAAN KEPRESIDENAN
KETELADANAN PROKLAMATOR, DIUNGKAP MELALUI KENDERAAN KEPRESIDENAN
Jakarta, WARTA PENA SATU – Hadirin terpukau, menyimak uraian keteladanan Bung Hatta yang diungkap melalui kenderaan dinas kepresidenan, disampaikan oleh tokoh perantau Buya Fikri Bareno Mag, pada acara Ziarah Makam Bung Hatta di Pemakaman umum tanah kusir Jakarta Selatan.
Sebagai wakil presiden Bung Hatta saat itu, Ia memarahi supirnya yang mengusulkan supaya menjemput mertuanya ke Sumedang menggunakan mobil dinas kepresidenan, ungkap Buya Fikri dalam sambutan, pada acara ziarah di pemakaman umum.tanah kusir kebayoran lama Jakarta Selatan Kamis (14/8).
Kemarahan Bung Hatta kepada supir dan keluarganya, kata Buya Fikri karena mengusulkan supaya menggunakan kenderaan dinas kepresidenan untuk menjemput keluarga Hatta.
” Jawaban Bung Hatta itu bukan urusan negara hanya untuk menjemput Sang Mertua.itu sifatnya pribadi, ” ungkap Bung Hatta yang dikutif oleh Buya Fikri serius.
Bung Hatta juga menegur puterinya bernama Gemala yang lagi studi di Australia, menggunakan Kop Surat Diplomatik untuk berkirim kabar kepada ayahnya. Teguran Bung Hatta itu disampaikan karena Gemala mengirim surat kepada keluarga dengan barang negara.
Barang negara
“Jangan menggunakan barang barang negara untuk kepentingan keluarga dan pribadi karena bukan milik pribadi, ” kata Bung Hatta yang dikutif oleh Buya Fikri dalam sambutannya sehubungan dengan sejarah Proklamator yang terlupakan.
Dari masa ke masa Bung Hatta berfikir berfikir setelah studi di Belanda bagaimana lepas dari cengkraman kolonialisme yang menghisap beragam macam hasil alam dan memeras warga pribumi.
Disinilah Bung Hatta menggunakan sajadahnya sebagai isteri.pertama. Berzikir dan berdo’a di atas tikar sholat. Diakhir zikir dan do’anya Bung Hatta mengucapkan, “Masya Allah, Laa Hawla Wala Quwwata Illa Billah” Sungguh atas kehendak Allah semua terwujud, Amin Ya Rabbal ‘alamin.
Banyak keteladanan Proklamator Bung Hatta yang dapat difatrikan dalam qolbu seseorang supaya kita bisa Selamat Dunia Akhirat. Pada masa penjajahan, kolonialisme merajalela, saat itu warga pribumi bersatu dalam.kesatuan yang kokoh.
Masa sekarang, tampaknya berbagai masalah muncul dalam beragam peristiwa pendapat dan.masalah yang.intinya sebagian pejabat, kongloerat untuk merebut kekayaan, jabatan, baik pejabat negara maupun pejabat pemerintah dan mereka lupa dengan janji janji saat disumpah ketika dilantik dengan Al’quran diatas kepalanya.
Peristiwa yang meghebohkan persada nusantara dalam sepekan karena Bupati dipaksa turun melepaskan jabatannya oleh rakyatnya karena diduga jabatan bukan untuk membantu rakyatnya tetapi untuk membantu kepentingan pejabat, kelompok dan meraih kekayaan melalui kenaikkan PBB
Bupati Kabupaten.PATI Jawa Tengah Sudewo tidak mundur itu tuntutan demontrans supaya mundur dari Jabatannya karena menaikkan pajak PBB hingga 250%. Berikut Bupati Jombang naik pajak PBB 400%, dan Bupati Cerbon.tembus 1000 %. Kenaikkan pajak yang gila gilaan tersebut membuat rakyat unjuk rasa sehingga bupati Pati diturunkan oleh Rakyatnya.
Disinilah perlunya kita melestarikan keteladanan Sang Proklamator Bung Hatta dengan esensi sosoknya menjabat wakil Presiden RI utama dan pertama untuk kepentingan rakyat, bukan untuk kepentingan pejabat, oligarkhi dan kekayaan pribadi.
Ziarah makam proklamator Bung Hatta diadakan oleh kolaborasi beberapa komunitas Jakarta di bawah koordinasi Gerakan Masyarakat Peduli Indonesia (GMPI) diketuai oleh Drs Risman Thomas MAPP yang akan menyelenggarakan Munas untuk pemilihan pimpinan GMPI mendatang.
Acara Ziarah Makam Proklamator Bung Hatta 2025 Succsesfully ditutup dengan do’a oleh Ustadz Suyanto Anwar SAg Majlis Taklim Yayasan Guru Tahoe Sekolah Raja Jakarta. Ris
Penulis Risman
Editor Red Warta Pena Satu