Dari kejauhan gunung merah putih. Foto/Ist

Gunung merah putih satu satunya terdapat di tanah air. Dari tapak gunung ke puncaknya telah dibangun JONJANG SARIBU sebagai objek wisata yang terdapat di wilayah kabupaten Solok Sumatera Barat.

Saat lebaran dan hari libur jonjang saribu sangat ramai dikunjungi oleh berbagai wisatawan dalam dan luar negeri, terutama oleh remaja milenial, mahasiswa yang berkunjung untuk Research.

Dari puncak gunung merah putih terlihat menjulang jelas gunung merapi Bukit Tinggi.Menoreh ke kirikanan terhampar danau Singkarak dengan air yang hijau dan menoleh ke kiri lagi tampak gunung talang di kakinya desa Kayu Aro, berpusat perkantoran Pemda kabupaten Solok.

Jonjang Saribu namanya diciptakan oleh Risto wartawan yang pertama kali mengekspos, dipublish oleh LKBN Antara, koran harian Singgalang, Haluan, dan Semangat terbitan Padang Sumbar di tahun 1994.

Tercipta Jonjang Saribu ketika itu dikunjungi oleh tim DPP SAS yang diketuai oleh alm Drs H Rainal Rais dan Risto duduk di kepengu rusan DPP SAS sebagai Human and Public Relation.

Ia putera asli keturunan suku Piliang yang leluhurnya bermukim di tapak gunung putih di kawasan kampung tongah lebih dekat dan dikenal Jorong Siaru.

Perantau yang tidak berkunjung ke Jonjang Saribu, berarti belum menginjak Ranah Minang secara menyeluruh (Confrehensive), ungkap alm. Azmy Anwar, Spd, Msc, MBA, Datuk.Tumenggung

Menuju lokasi Jonjang Saribu dari.pusat kota Solok, sekitar 35 km dan dari Bukittinggi 50 km dan dari kota Padang ibukotaprovinsi Sumatera Barat sejauh 65 km.

Jonjang Saribu, ikon nagari Sulit Air Sumbar, selain terdapat Rumah Adat 20 ruang dari persukuan Limo Panjang di bawah Payung Datuk Tamaruhun, rumah bagonjong itu, nampaknys yang selalu dikunjungi oleh wisatawan domestik dan wisatawan dari luar negeri.

Tercatat nama Herve de Jean de la Basie berkebang saan Perancis, meraih Sarjana di Paris di awal tahun 1985, dengan Skripsi Rumah Adat 20 ruang di negeri Sulit Air Sumatera Barat.(Rin)
[Gambar 6630.jpg]